2.1.
PENGERTIAN PERENCANAAN SDM
Pegawai atau
karyawan merupakan sumber daya yang
dimiliki organisasi, dan harus dipekerjakan secara efektif, efisien, dan
manusiawi. Agar kondisi tersebut dapat tercipta, maka organisasi perlu membuat
perencanaan SDM sebaik-baiknya sehingga dapat memenuhi kebutuhan SDM
organisasi, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Dengan
demikian, organisasi tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi SDM yang
dibutuhkan.
Perencanaan SDM
merupakan kegiatan penentuan jumlah dan jenis SDM yang diperlukan oleh suatu
organisasi untuk masa yang akan datang (Irawan, 2000). Oleh karena itu perencanaan
SDM adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan peramalan kebutuhan
tenaga kerja di masa datang pada suatu organisasi, meliputi penyediaan tenaga
kerja baru dan pendayagunaan yang sudah tersedia. Atau dengan kata lain
menentukan gerakan SDM yang ada dari posisi saat ini menuju posisi yang
diinginkan di masa datang.
Perencanaan SDM dapat
juga diartikan sebagai suatu proses untuk menetapkan strategi memperoleh,
memanfaatkan, mengembangkan dan mempertahankan tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan perusahaan sekarang dan pengembangannya di masa mendatang. Secara
singkat, perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi kebutuhan
untuk dan ketersediaan SDM dalam organisasi.
Berdasarkan
dari beberapa pengertian tersebut, sedikitnya terdapat 4 kegiatan terpadu yg membentuk Perencanaan SDM
:
- Kegiatan Penyediaan SDM ( dg rekruitmen, seleksi & penempatan).
- Kegiatan Memperkiraan Supply & Demand SDM (mutasi, promosi, pensiun, mengundurkan diri, PHK)
- Kegiatan Meningkatkan Mutu SDM (dg diklat, training, pengembangan).
- Kegiatan Evaluasi Kondisi SDM ( dg penilaian prestasi kerja)
Dalam
hal ini, beberapa hal penting yang perlu
dipahami oleh perencana SDM di sebuah organisasi adalah sbb : makna dan cakupan
MSDM, metode perencanaan, analisis jabatan, perhitungan beban kerja,
perhitungan angkatan kerja.
2.2.
MANFAAT PERENCANAAN SDM
Manfaat Perencanaan SDM menurut
Hadari (2000) adalah sebagai berikut :
1)
Meningkatkan Sistem Informasi SDM
2)
Bertolak dari manfaat pertama tersebut di atas, berarti
juga Perencanaan SDM bermanfaat untuk :
a. Meningkatkan
pendayagunaan SDM.
Dengan perencanaan yang cermat harus
diusahakan agar setiap tenaga kerja memperoleh peluang dalam memberikan
kontribusi terbaik bagi pencapaian tujuan perusahaan/organisasi.
b.Menyelaraskan aktivitas SDM dengan
sasaran organisasi secara lebih efisien. Perencanaan SDM harus mampu
mengidentifikasi potensi dan prestasi kerja setiap tenaga kerja, untuk
diselaraskan dengan pekerjaan atau tugas-tugas di dalam volume kerja
perusahaan, agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
c. Menghemat
tenaga, waktu, dan dana, serta dapat meningkatkan kecermatan dalam proses
penerimaan tenaga kerja.
3)
Perencanaan SDM berfungsi juga untuk mempermudah
pelaksanaan koordinasi SDM oleh Manajer SDM.
4)
Perencanaan SDM Jangka Panjang bermanfaat bagi
organisasi/perusahaan untuk memperkirakan kondisi dan kebutuhan pengelolaan
SDM, selama 2 atau 3 dan bahkan 10 tahun mendatang.
5)
Perencanaan SDM Jangka Pendek bermanfaat untuk
mengetahui posisi/jabatan atau pekerjaan yang lowong pada tahun mendatang.
Dengan demikian dapat dilakukan proses untuk mengisi kekosongan itu, baik
dengan memanfaatkan sumber tenaga kerja di dalam atau di luar perusahaan.
Pendapat lain yang lebih operasional tentang
manfaat Perencanaan SDM
dikemukakan oleh Irawan(2000):
- Mengoptimalkan SDM yg sudah ada
SDM yang sudah ada akan dapat dimanfaatkan dengan baik
apabila organisasi telah melakukan inventarisasi SDM. Inventarisasi tersebut
mencakup : jumlah tenaga kerja, kualifikasi tenaga kerja, masa kerja,
pengetahuan /ketrampilan yang dimiliki, bakat/minat yang perlu dikembangkan.
Hasil inventarisasi tersebut dapat digunakan untuk promosi, mutasi ,peningkatan
kemampuan karyawan.
- Memperkirakan kebutuhan SDM masa yad
Kebutuhan SDM masa yang akan datang baik dari segi
jumlah maupun kualifikasinya perlu
diestimasi setepat mungkin, dan akan selalu terkait dengan perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi
di luar perkiraan dan berpengaruh terhadap jalannya organisasi.
- Memberikan gambaran situasi pasar kerja yang tepat
Mencakup jumlah, kualifikasi, lokasi, komposisi tenaga
kerja yang diminta/dibutuhkan oleh
organisasi, maupun dari sisi latar belakang profesi, tingkat pendidikan ,
keahlian, tingkat upah yang diharapkan pencari kerja.
- Sebagai dasar penyusunan program - program SDM
Salah satu program perencanaan SDM adalah pengadaan tenaga
kerja baru melalui rekrutmen, seleksi dan penempatan. Tanpa perencanaan SDM, sulit untuk menyususn
program kerja yang riil.
2.3. PROSES
PERENCANAAN SDM
Secara garis besar proses perencanaan SDM dibagi atas dua
tahapan besar, yaitu Peramalan Kebutuhan (Needs Forcasting) dan Perencanaan
Program (Program Planning). Menurut French (1986), perakiraan kebutuhan
adalah proses penentuan jumlah SDM yang dibutuhkan organisasi dimasa yang akan
datang.
Perkiraan kebutuhan tersebut
diturunkan dari sejumlah informasi seperti analisis kondisi eksternal,
kemampuan SDM yang dimiliki organisasi saat ini, potensi SDM organisasi,
rancangan pekerjaan, filosofi manajemen, anggaran, mutasi, promosi serta
pengurangan staf, dan lain-lain. Sedangkan perencanaan program dilakukan
setelah selesainya perkiraan kebutuhan.
Menurut James Walker dalam French (1986), perencanaan
program meliputi dua hal yaitu Manajemen Kinerja, dan Manajemen Karier. Yang
dimaksud dengan Manajemen Kinerja adalah standar kinerja, kwalitas kerja,
kinerja kerja, dan kompensasi. Sedangkan manajemen karier adalah rekrutmen,
seleksi, diklat dan kaderisasi/suksesi manajemen. Dan suksesi manajemen adalah
proses antisipasi kebutuhan managerial staffing dimasa yang akan datang
serta pembuatan perencanaan untuk pengembangannya.
Tahap 1. Peramalan
Kebutuhan SDM
Kebutuhan
atau permintaan SDM dimasa yang akan datang merupakan titik utama kegiatan
perencanaan SDM. Hampir semua organisasi harus membuat prediksi atau perkiraan
kebutuhan SDMnya dimasa datang. Untuk itu perlu identifikasi berbagai tantangan
yang mempengaruhi kebutuhan SDM tersebut. perlu di ingat bahwa pembuatan
prakiraan tertentu waktunya. Maksudnya, prakiraan tersebut bisa jadi cocok
untuk kurun waktu w-x tahun mendatang tetapi tidak cocok untuk y-z tahun
mendatang.
Prakiraan
kebutuhan (Needs Forcasting) secara garis besar terbagi atas 4 kelompok
yaitu:
a. Kondisi
Eksternal yang meliputi:
1.
Ekonomi dan Sosial Politik
2.
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah
3.
Penduduk dan Angkata Kerja
4.
Pasar dan Angkatan Kerja
5.
Perkembangan Teknologi
Kelima kondisi eksternal
diatas mempengaruhi secara langsung penentuan persyaratan SDM yang dibutuhkan
dan ketersediaannya di masa mendatang.
b. Persyaratan SDM di masa mendatang
Penentuan persyaratan SDM yang dibutuhkan
dimasa mendatang selain dipengaruhi oleh faktor eksternal, juga ditentukan
oleh:
1.
Organisasi dan Rancangan Pekerjaan
2.
Perencanaan dan Anggaran
3.
Kebijaksanaan Manajemen dan Filosofi Organisasi
4.
Sistem dan Teknologi dalam Organisasi
5.
Tujuan dan Rencana Organisasi.
Persyaratan SDM yang
dibutuhkan di masa mendatang berpengaruh langsung pada prakiraan kebutuhan
(jumlah dan jenis) SDM di masa mendatang.
c. Ketersediaan SDM di masa mendatang yang dapat
diprediksi melalui:
1.
Inventarisasi bakat yang ada saat ini
2.
Prakiraan pengurangan pegawai
3.
Prakiraan perpindahan dan pengembangan
4.
Pengaruh pasca program SDM.
Sebagaimana
halnya persyaratan SDM di masa mendatang, prakiraan ketersediaan SDM juga
berpengaruh langsung pada prakiraan kebutuhan SDM.
d. Prakiraan
kebutuhan SDM.
Dari faktor-faktor
di atas, kebutuhan SDM di masa mendatang dapat di prediksi. Yang perlu di ingat
dalam melaksanakan prakiraan kebutuhan SDM adalah, kebutuhan tersebut harus
dibedakan: Apakah kebutuhan tersebut bersifat segera atau untuk waktu yang cukup
lama. Di samping itu juga perlu dipertimbangkan tingkah upah eksternal, ada
tidaknya penurunan jumlah pegawai atau realokasi pegawai, perbaikan dan
pengembangan pegawai.
Tahap 2. Perencanaan
Program (Program Planning).
Setelah
mendapatkan gambaran tentang jumlah dan jenis SDM yang dibutuhkan dimasa
mendatang, maka perlu dirancang suatu program ke arah tersebut. Rancangan atau
rencana program tersebut meliputi dua hal besar yaitu :
a. Manajemen Kinerja, meliputi tiga hal :
1. Hal-hal yang berkaitan dengan keorganisasian seperti
aktifitas kerja, hubungan kerja, tanggung jawab kerja, standar kerja, dan
kualitas kehidupan kerja.
2.
Penilaian kinerja yang terdiri dari perencanaan dan
tujuan kinerja, bimbingan, dan evaluasi.
3.
Struktur imbalan seperti kompensiasi dan pembagian
keuntungan.
b. Manajemen Karier, meliputi empat hal :
1.
Sistem dan kebijakan perusahaan yang terdiri dari
rekrutmen, seleksi dan penempatan, promosi dan transfer, diklat dan
pengembangan serta pemberhentian atau pensiun.
2.
Suksesi Manajemen yang meliputi kajian individu,
persyaratan posisi, Peta pergantian tempat, rencana penggantian ( Suksesi ) dan
perjalanan kemajuan karier.
3.
Kesempatan berkarier yang meliputi syarat jabatan, pola
karier dan komunikasi karier.
4. Rencana
karier individu yang terdiri atas analisisis diri sendiri, rencana karier
perorangan dan rencana aksi pengembangan perorangan.
Berdasarkan
bagan tersebut dapat diketahui bahwa Perencanaan SDM akan selalu terkait/
terintegrasi dengan perencanaan bisnis
secara keseluruhan yang dilakukan oleh perusahaan. Tabel berikut menyajikan
rincian perbedaan berdasarkan jangka waktu/ periode perencanaan dan
keterkaitannya dengan Perencanaan SDM.
Tabel
2.1. Karakteristik Perencanaan Bisnis
dan SDM
Indikator
|
Jangka Pendek
|
Jangka
Menengah
|
Jangka
Panjang
|
1. Waktu
2. Sifat
3. Fokus
4. Penanggung jawab
|
1 (satu) tahun
Perencanaan operasional/rutin
a.Anggaran Tahunan
b.Mengatur dan memenuhi ke- butuhan SDM (Rekrutmen,
Pelatihan, Kompensasi )
c. Upaya mengantisipasi pengaruh Internal dan
Eksternal.
Supervisor (antara lain desain dan pembagian kerja,
menetapkan dan memerintahkan keputusan dll).
|
1 s/d 2 tahun
Perencanaan Taktis/operasional
a. Penjabaran Bisnis Perusahaan secara realistik
b. Penjabaran SDM yang diperlukan (kuantitas dan
kualitas).
Manajer Operasional
|
2 s/d 5 tahun
Perencanaan
Strategis
a. Aspek-aspek mendasar yg mempengaruhi bisnis masa mendatang
b. Kebutuhan Manajemen dan Manajemen SDM masa yang akan datang
Top Manajer
|
2.4.
BEBERAPA PERMASALAHAN DALAM PERENCANAAN SDM
Ada beberapa permasalahan yang perlu
diperhatikan perusahaan dalam merumuskan perencanaan SDM, seperti :
- Kemampuan perusahaan
- Perkembangan teknologi
- Perubahan keinginan konsumen
- Perubahan angkatan kerja
- Perubahan kebijakan pemerintah
- Perilaku pesaing
2.5.
ANALISIS LINGKUNGAN
a.
Lingkungan internal, dapat mencakup :
- Isu-isu apakah yang mempengaruhi operasionalisasi suatu departemen (misalnya, budaya, keseimbangan kerja, persyaratan teknologi) ?
- Ketrampilan, kemampuan dan kapabilitas seperti apa yang dibutuhkan untuk bekerja dalam suatu departemen ?
- Elemen apa yang mendukung arah strategis suatu departemen ?
- Bagaimana suatu departemen merubah struktur organisasinya ?
- Apakah proses atau pelayanan yang ada dalam suatu departemen memberi kontribusi dalam pencapaian tujuan departemen yang bersangkutan ?
b.
Lingkungan eksternal, dapat mencakup beberapa permasalahan :
- Bagaimana kondisi nyata lingkungan eksternal suatu departemen ?
- Elemen apa dalam lingkungan eksternal yang relevan dengan perkembangan kondisi suatu departemen ?
- Bagaimana pengaruh tren utama yang terjadi dalam lingkungan eksternal terhadap kondisi kerja suatu departemen (misalnya, demografi, ekonomi, politik, budaya, teknologi) ?
- Apakah terdapat operasi tandingan yang memberikan pelayanan hampir sama ? Bagaimana dampaknya terhadap departemen yang ada ?
- Darimana pekerjaan yang diperoleh suatu departemen ? Mungkinkan berubah dan bagaimana dampaknya ?
2.6.
ANALISIS BEBAN KERJA (WORKLOAD ANALYSIS)
Analisis ini menekankan pada
bagaimana suatu pekerjaan akan dilakukan dan kemampuan untuk mengantisipasi
munculnya suatu pekerjaan baru di masa datang. Opini manajer secara subyektif,
tren masa lalu yang dianalisis menggunakan berbagai metode statistik,
pengukuran produktivitas, dan work study merupakan beberapa pendekatan
yang dapat digunakan dalam melakukan analisis ini.
2.7.
ANALISIS TENAGA KERJA (WORKFORCE ANALYSIS)
Merupakan penilaian terhadap tenaga
kerja yang ada dalam suatu departemen dan yang pindah ke dalam, melalui atau
keluar dari departemen tersebut. Analisis ini dapat mencakup :
1.
Jumlah Tenaga Kerja
Bertolak
dari Tujuan SDM yang disusun berdasarkan tugas-tugas di dalam Deskripsi
Pekerjaan, termasuk wewenang dan tanggung jawabnya, dapat ditetapkan Volume dan
Beban Kerja setiap unit kerja. Kemudian dapat dihitung jumlah SDM yang
diperlukan.
2.
Komposisi Tenaga Kerja
Analisis
Komposisi ini, pertama kegiatannya untuk mengetahui apakah semua posisi/jabatan
telah terisi atau belum. Dengan demikian akan dapat diketahui jika ternyata
masih terdapat posisi/jabatan yang kosong dari sudut jumlahnya. Kegiatannya
yang kedua adalah menginventarisasikan adanya promosi, pemindahan, pensiun atau
keluar/dikeluarkan.
3.
Kualitas Tenaga Kerja
Kegiatannya
dilakukan dalam bentuk “inventarisasi kemampuan” para pekerja, dihubungkan
dengan tugas-tugas yang sedang atau akan diembannya. Kegiatan inventarisasi
kemampuan dalam rangka Analisis Tenaga Kerja, harus mampu mengungkapkan
informasi-informasi sebagai berikut :
a.
Informasi mengenai posisi/jabatan yang terakhir setiap
tenaga kerja.
b.
Posisi/jabatan yang terdapat dalam struktur
organisasi/perusahaan, dan yang ditempati sebelum posisi/jabatan yang terakhir
oleh tenaga kerja yang bersangkutan.
c.
Jenis dan tingkat pendidikan, untuk yang Sarjana
lengkap dengan jurusan atau program studi atau disiplin ilmunya. Demikian pula
jika memiliki sertifikat atau lisensi kecakapan tertentu.
d.
Pengalaman kerja di perusahaan dan ditempat lain
sebelumnya, yang penting dihubungkan dengan bisnis perusahaan.
e.
Keterampilan/penguasaan bahasa asing dan pengalaman
internasional yang relevan.
f.
Pelatihan dan Program Pengembangan yang pernah diikuti.
g.
Tanggung Jawab Kepemimpinan di perusahaan/industri dan
di masyarakat.
h.
Data tentang Penilaian Karya (kinerja) yang lalu dan
terakhir.
i.
Disiplin dalam bekerja.
j.
Penghargaan yang pernah diterima.
2.8.
PASOKAN SDM
Perencanaan pemenuhan SDM yang dibutuhkan tidak terlepas dari pasokan SDM yang tersedia. Terdapat dua sumber pasokan SDM, yaitu internal, berasal dari SDM yang ada kemudian dilatih kembali atau dipromosikan untuk mengisi kekosongan. Pasokan internal tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki perusahaan dan tingkat kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan yang ditawarkan. Sedangkan untuk sumber eksternal, dapat berasal dari lulusan perguruan tinggi, pencari kerja lokal, transfer dari perusahaan lain, agensi penyedia jasa tenaga kerja, dan tenaga kerja asing.
2.9. TEKNIK PERAMALAN DALAM
PERENCANAAN SDM
Teknik
peramalan (forecasting) merupakan instrumen suatu perencanaan. Handoko (1994) menyatakan upaya untuk
memperkirakan kebutuhan SDM dimasa mendatang dapat dilakukan dengan teknik forecasting.
Beberapa
teknik forecasting yang dapat digunakan dalam melakukan peramalan
berkaitan dengan penyusunan perencanaan SDM, seperti :
a. Teknik
Delphi
Teknik ini menggunakan
keahlian sekelompok orang (biasanya manajer). Para perencana di departemen SDM
dalam hal ini berfungsi sebagai penengah, menyimpulkan berbagai pendapat dan
melaporkan kesimpulan-kesimpulan dari pendapat-pendapat sekelompok orang
tersebut kepada para ahli. Laporan ini kemudian dikaji ulang dengan cara
mensurvei ulang. Kegiatan-kegiatan ini diulang sampai para ahli mencapai
consensus (biasanya empat sampai lima kali survei sudah cukup).
b.
Ekstrapolasi
Teknik ekstrapolasi ini
mendasarkan diri pada tingkat perubahan atau kecenderungan pada masa lalu untuk
membuat proyeksi dimasa yang akan datang. Penggunaan teknik ekstrapolasi
berangkat dari pemikiran bahwa kehidupan organisasi merupakan suatu yang
berulang (kontinum). Teknik ini akan mempunyai keabsahan (Validitasi) yang
tinggi bila menggunakan asumsi Cateris Paribus. Artinya faktor-faktor lain
diasumsikan tidak berubah merupakan kelemahan dari teknik ini. Pada
kenyataannya kondisi atau lingkungan selalu berubah. Dengan demikian teknik ini
hanya dapat digunakan untuk perencanaan SDM jangka pendek. Sedangkan
perencanaan SDM jangka panjang, teknik ini tidak berlaku.
Contoh teknik
ekstrapolasi : Bila
rata-rata dua karyawan diterima setiap bulan dibagian produksi selama dua tahun
yang lalu, maka berarti ada 24 karyawan yang akan diterima oleh bagian produksi
untuk satu tahun mendatang. Asumsi teknik ini adalah, penyebab permintaan sama
dari waktu ke waktu.
c. Indeksasi
Indeksasi
adalah teknik estimasi kebutuhan SDM di masa yang akan datang dengan menandai
tingkat perkembangan karyawan dengan indeks. Teknik indeksasi berangkat dari
asumsi bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan atas tenaga kerja baik
yang bersifat eksternal maupun internal
berada pada kondisi konstan. Sebagaimana halnya dengan teknik
ekstrapolasi, teknik ini juga hanya berguna untuk perencanaan jangka panjang.
Contoh
klasik teknik ini : rasio antara karyawan produksi dengan hasil penjualan.
Sebagai contoh, para perencana bisa menyimpulkan bahwa setiap sepuluh juta
rupiah kenaikan penjualan, departemen produksi memerlukan satu tambahan
karyawan baru. teknik ini mengasumsikan penyebab-penyebab permintaan tetap sama
dari waktu ke waktu.
d. Analisis
Statistik
Berbeda
dengan teknik ekstrapolasi dan taknik indeksasi, teknik ini digunakan untuk
perencanaan SDM jangka panjang. Teknik ini lebih rumit dari indeksasi maupun
ekstrapolasi, namun hasilnya lebih akurat untuk jangka panjang karena teknik
ini mempertimbangkan perubahan bergesarnya tuntutan terhadap kebutuhan SDM.
Analisis statistik yang dikenal umum adalah regresi dan korelasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar