Teori tentang Job
Insecurity disampaikan pertama kali
oleh Greenhalgh dan Rosenblatt pada tahun
1984. Mereka menyusun model teoritis mengenai arti Job Insecurity,
dan mengupas lebih lanjut faktor-faktor penyebab Job Insecurity beserta dampak yang
ditimbulkannya. Mereka mendefinisikan Job Insecurity sebagai “ ketidakberdayaan
yang dirasakan karyawan untuk mempertahankan keberlangsungan kerjanya di tengah
situasi kerja yang terancam “ (Sverke,
2006)
Smithson dan Lewis (2000)
mengartikan job insecurity sebagai kondisi psikologis seseorang
(karyawan) yang menunjukkan rasa bingung atau merasa tidak aman dikarenakan
kondisi lingkungan yang berubah-ubah (perceived impermanance). Kondisi
ini muncul karena banyaknya jenis pekerjaan yang sifatnya sesaat atau pekerjaan
kontrak. Makin banyaknya jenis pekerjaan dengan durasi waktu yang sementara
atau tidak permanen, menyebabkan semakin banyaknya karyawan yang mengalami job
insecurity .
Karyawan di negara maju juga mengalami rasa
tidak aman yang makin meningkat karena ketidakstabilan terhadap status
kepegawaian mereka dan tingkat pendapatan yang makin tidak bisa diramalkan.
Akibat berbagai perubahan yang terjadi dalam organisasi, karyawan sangat
mungkin merasa terancam, gelisah, dan tidak aman karena potensi perubahan untuk
mempengaruhi kondisi kerja dan kelanjutan hubungan serta balas jasa yang
diterimanya dari organisasi.
Rasa tidak aman dalam
bekerja dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yakni subyektif dan obyektif. Rasa tidak aman yang sifatnya obyektif
umumnya dikaitkan dengan indikator yang jelas seperti job tenure,
untuk mengetahui kestabilan karyawan
dalam organisasi. Sementara rasa aman yang subyektif relatif sulit untuk
diamati secara langsung karena indikator yang digunakan adalah ancaman terhadap
hilangnya pekerjaan dan konsekuensi dari hilangnya pekerjaan tersebut,
sebagaimana yang dirasakan oleh karyawan yang bersangkutan. ( Bryson and Harvey
, 2000)
Kurangnya rasa percaya pad
organisasi akan berpengaruh terhadap moral dan motivasi karyawan. Hasil studi
menunjukkan bahwa dalam job insecurity terdapat elemen-elemen
multidimensi. Sebagai contoh, banyak karyawan tidak mencemaskan tentang
hilangnya pekerjaan semata, tetapi yang mereka cemaskan adalah hilangnya
kekuatan (power) yang dimiliki atas pekerjaan yang dilakukan ataupun
kesempatan-kesempatan yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut seperti status
atau promosi.
Ada beberapa perbedaan
antara rasa tidak aman yang sifatnya nyata (obyektif) dan rasa aman yang
sifatnya subyektif. Menurut Smithson & Lewis (2000), ada 3 aspek rasa aman
dalam bekerja yang saling berkaitan (three inter-related aspects of work
based security) yakni
i. job security : rasa
aman dalam bekerja yaitu kesempatan untuk menjadi pegawai tetap pada perusahaan
yang sama
ii. employer
security : menjadi karyawan dengan jenis pekerjaan atau pada
lokasi yang berbeda namun masih dalam perusahaan yang sama.
iii. employment
security : mencakup didalamnya kesempatan untuk berganti perusahaan
Ada beberapa tingkatan
situasi yang dirasa tidak aman diantara karyawan. Ada karyawan yang merasa
tidak aman (insecure) namun digaji tinggi karena keahliannya yang jarang
dimiliki orang (misal tenaga ahli komputer seperti penangkal Hacker).
Individu semacam ini memiliki high employment security yang tinggi,
namun job securitynya rendah. Ada pula karyawan yang memiliki kontrak
kerja namun merasa tidak aman akan seberapa lama kontrak itu bisa diperpanjang
lagi. Kondisi impermanance serta adanya keserbatidakpastian semacam ini
membuat job insecurity mempengaruhi karyawan, utamanya yang masih muda
(Smithson & Lewis ,2000 ).
Komponen Job Insecurity
Komponen yang mengakibatkan timbulnya job
insecurity adalah :
a.
Tingkat ancaman yang dirasakan karyawan mengenai aspek-aspek pekerjaan seperti
kemungkinan untuk mendapat promosi, mempertahankan tingkat upah yang sekarang,
atau memperoleh kenaikan upah. Individu yang menilai aspek kerja tertentu yang
terancam (terdapat kemungkinan aspek kerja tersebut akan hilang) akan lebih
gelisah dan merasa tidak berdaya
b. Arti pekerjaan itu bagi individu. Seberapa
pentingnya aspek kerja tersebut bagi individu mempengaruhi tingkat insecure atau
rasa tidak amannya.
c.
Tingkat ancaman kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang secara negatif
mempengaruhi keseluruhan kerja individu, misalnya dipecat atau dipindahkan ke
kantor cabang yang lain.
d. Tingkat kepentingan yang dirasakan individu
mengenai potensi setiap peristiwa tersebut.
Komponen kalimat dalam
konstruk job insecurity adalah ketidakberdayaan (powerlesness)
yang dirasakan individu. Ketidakberdayaan membawa implikasi tentang kemampuan
individu untuk menghadapi berbagai amcaman yang teridentifikasi dalam empat
komponen sebelumnya . Dengan demikian, individu yang merasa mampu menghadapi
ancaman - tingkat ketidakberdayaan rendah - tidak akan merasa tidak aman dan
gelisah walaupun mereka merasakan adanya ancaman pada aspek kerja atau
keseluruhan kerjanya.
Kepuasan mencerminkan
reaksi emosional individu sehubungan dengan aspek-aspek dalam lingkungan
pekerjaannya. Oleh karena job insecurity mencerminkan serangkaian
pandangan individu mengenai kemungkinan terjadinya peristiwa negatif pada
pekerjaan, maka sangat mungkin perasaan ini akan membawa akibat negatif pada
kepuasan kerja sebagai respon emosional utama pada pekerjaan .
Individu mengembangkan
ikatan sikap dan emosional terhadap organisasi seiring dengan berjalannya waktu
yang muncul dalam bentuk tingkat komitmen dan kepercayaan yang tinggi .
Perubahan negatif yang terjadi pada aspek pekerjaan dan mengancam keseluruhan
pekerjaan akan membuat karyawan mendefinisi ulang kecocokan dan ikatannya
dengan organisasi. Kekecewaan pada organisasi akan melepaskan identifikasi
karyawan pada organisasi.
Karyawan menggantungkan
diri pada organisasi untuk memenuhi kontrak psikologis antara mereka .
Timbulnya job insecurity mencerminkan pandangan individu bahwa
organisasi sudah melalaikan kontrak tersebut dalam hubungannya dengan aspek
kerja tertentu, akibatnya loyalitas akan terpengaruh secara negatif ( Suwandi
dan Indriantoro,1999).
Pengaruh yang Terjadi karena adanya Job Insecurity
Dari hasil beberapa studi
yang dilakukan Greenglass et al ( 2002), ditemukan adanya pengaruh job
insecurity terhadap karyawan , diantaranya :
1. Meningkatnya ketidakpuasan dalam bekerja
2. Meningkatnya gangguan fisik
3. Meningkatnya gangguan psikologis .Penurunan
kondisi kerja seperti rasa tidak aman (insecure) menurunkan kualitas
individu bukan dari pekerjaannya semata, namun juga mengarahkan pada munculnya
rasa kehilangan martabat (demotion) yang pada akhirnya menurunkan
kondisi psikologis dari karyawan yang bersangkutan. Jangka panjangnya akan
muncul ketidakpuasan dalam bekerja dan akan mengarah pada intensi
4. Karyawan cenderung menarik diri dari
lingkungan kerjanya
5. Makin berkurangnya komitmen organisasi . Job
insecurity juga mempengaruhi komitmen kerja dan perilaku kerja. Individu
yang bisa melalui tahapan kritis dari rasa tidak aman akan makin berkurang
komitmennya.
6. Peningkatan jumlah karyawan yang berpindah (employee turnover)
Penyebab
Timbulnya Job Insecurity
Hasil studi oleh Pasewark
dan Strawser (dalam Suwandi & Indriartoro,1999) mengidentifikasi tiga penyebab job insecurity yang
dihadapi karyawan :
1. Konflik peran
Konflik peran berhubungan
dengan adanya dua rangkaian tuntutan yang bertentangan. Jika pertentangan
antara satu peran dengan peran yang lain begitu besarnya, maka rasa tidak aman
yang dialami oleh karyawan cenderung semakinmbesar. Munculnya konflik peran
meningkatkan kecemasan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik dan
memenuhi kontrak psikologisnya pada perusahaan,
mempertimbangkan pandangan organisasi atas kelalaian kontrak tersebut,
karyawan akan merasakan peningkatan job insecurity.
2. Ketidakjelasan peran
Faktor yang berhubungan
dengan ketidakjelasan peran meliputi koordinasi arus kerja, pelanggaran dalam
rantai komando, dan kecukupan komunikasi merupakan tanggung jawab atasan.
Dengan banyaknya tuntutan pekerjaan dan tekanan waktu dalam tugas, ketidakcukupan pengawasan oleh atasan akan
berakibat karyawan harus menebak dan memprediksi setiap tindakannya pada saat
berhadapan dengan masalah-masalah tersebut. Tanpa aturan yang jelas dan masukan
dari lingkungan (atasan), tingkat ketidakjelasan peran yang dihadapi.
Akibatnya, dengan proses yang sama seperti konflik peran, ketidakjelasan peran
akan meningkatkan job insecurity.
3. Locus of control
Locus of control (pandangan
pusat pengendalian) mencerminkan tingkat kepercayaan individu mengenai
kemampuannya untuk mempengaruhi kejadiankejadian yang berhubungan dengan
kehidupannya. Individu dengan pandangan pusat pengendalian eksternal percaya
bahwa kekuatan lingkungan yang menentukan nasibnya dan sedikit kemampuannya
untuk mempengaruhi kejadian tersebut. Sebaliknya individu dengan pandangan
pusat pengendalian internal percaya
bahwa mereka dapat mempengaruhi kejadian-kejadian dalam hidupnya dan mempunyai
kemampuan menghadapi ancaman yang timbul dari lingkungannya. Akibat dari situasi
tersebut, individu dengan pandangan pusat pengendalian internal berusaha mencari
cara menyelesaikan masalah dan karena keyakinan yang lebih tinggi, maka ancaman
yang timbul kurang mempengaruhi persepsinya mengenai pekerjaan misal job
insecurity yang dirasakan lebih rendah. Sebaliknya individu eksternal lebih
mudah merasa terancam dan merasa tidak berdaya akibatnya jika individu tersebut
menghadapi perubahan negatif dalam pekerjaannya job insecurity yang
dirasakan lebih tinggi
NB : bila anda berminat menelusur lebih lanjut referensi dari tulisan
ini silakan hubungi penulis, atau bisa anda telusur sendiri melalui jurnal
internasional
trimakasih, sangat menarik sekali....boleh minta jurnal Greenglas 2002?
BalasHapusBerikut daftar literatur untuk Job Insecurity (mencakup buku, skripsi/tesis/disertasi fulltext dan jurnal fulltext)
BalasHapushttps://drive.google.com/file/d/0BxO0VfaJ_OWkLURhSzliWXdkMDQ/edit?usp=sharing
Bila membutuhkan bisa menghubungi :
literaturpsikologi@gmail.com
Terima kasih
Pak,
BalasHapusmohon bantuannya untuk memberikan literatur dari tulisan diatas,
mohon jika berkenan literatur & daftarnya bisa dikirim ke sashashadrina@gmail.com
terimakasih banyak,
salam.
Malam pak, apabila bapak berkenan saya ingin meminta literatur tentang job insecurity untuk kebutuhan skripsi saya, ke email chairunisa2796@gmail.com
BalasHapusmalam pak saya mau menanyakan buku refrensi job incekurity kirim ke email chokyone69@gmail.com
BalasHapusMalam pak, apabila bapak berkenan saya ingin meminta literatur tentang job insecurity untuk kebutuhan skripsi saya, ke email mellysantia02@gmail.com
BalasHapusselamat siang pak, jika berkenan saya ingin meminta literatur mengenai job insecurity sebagai bahan bacaan saya terhadap penelitian saya, ke email saya i.zuraaa@gmail.com
BalasHapus