Komitmen
karyawan pada organisasi (organizational commitment) merupakan variabel
sikap (attitude) yang cukup populer dalam pembahasan ilmu perilaku
organisasi. Konsep tentang komitmen karyawan pada organisasi, yang disebut juga
komitmen kerja (Mowday : 1982) merupakan dimensi perilaku yang penting, yang
dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan menjadi
anggota suatu organisasi.
Sebagian
besar konsep tentang komitmen didasarkan pada hasil penelitian Mowday, Steers
dan Porter, yang mendefinisikan bahwa komitmen karyawan pada organisasi adalah
daya relatif dari keberpihakan dan keterlibatan seseorang terhadap suatu
organisasi (Newstroom: 1989).
Dijelaskan pula bahwa secara
konseptual, komitmen karyawan ditandai oleh tiga faktor:
1. Adanya
rasa percaya yang kuat dan penerimaan seseorang terhadap tujuan dan nilai-nilai
organisasi.
2. Adanya
keinginan seseorang untuk melakukan usaha secara sungguh-sungguh demi
organisasi.
3. Adanya
hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam suatu organisasi
Definisi
tersebut hampir sama dengan konsep loyalitas pada organisasi. Namun apabila
dibandingkan dengan loyalitas, maka komitmen memberikan kontribusi yang lebih
banyak bagi organisasi.
Komitmen
organisasi sebagai sebuah sikap, memiliki ruang lingkup yang lebih global
daripada kepuasan kerja, karena komitmen organisasi menggambarkan pandangan
terhadap organisasi secara keseluruhan, bukan hanya aspek pekerjaan saja
(Minner :1997).
Pendapat yang
dikemukakan oleh Meyer, Allen, dan Smith dalam Spector (1998), bahwa kini telah
dikembangkan tiga komponen tentang komitmen
organisasi :
1. Affective
Commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari karena
adanya ikatan emosional (emotional attachment).
2. Continuance
Commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi
karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau karena karyawan
tersebut tidak menemukan pekerjaan lain.
3. Normative
Commitment, timbul dari nilai-nilai diri karyawan. Karyawan bertahan
menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa komit terhadap organisasi
merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan..
Definisi yang
lebih ringkas dikemukakan oleh Blau & Boal dalam Knoop (1995) bahwa
komitmen organisasi adalah keberpihakan (identification) dan loyalitas
karyawan terhadap organisasi dan tujuan organisasi.
Robbins (1989)
menyatakan bahwa komitmen karyawan pada organisasi merupakan salah satu sikap
yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari seseorang karyawan
terhadap organisasi tempat dia bekerja.
Definisi yang
lebih menonjolkan aspek psikologis dikemukakan oleh O’Reilly (1989) bahwa
komitmen karyawan pada organisasi merupakan ikatan kejiwaan individu terhadap
organisasi, yang mencakup keterlibatan kerja, kesetiaan, dan perasaan percaya
terhadap nilai-nilai organisasi.
Cara Mengukur
Komitmen Karyawan.
Komitmen
karyawan pada organisai dapat diukur tingkatannya dengan “ self-report
scales”, Skala yang dikembangkan oleh Mowday et al dalam Spector & Wiley (1998)
mencakup 4 item.
Tabel 1.
Organizational
Commitment Questionarre dari Mowday
et al
1. Saya
merasa bahwa nilai-nilai yang saya anut sangat mirip dengan nilai-nilai yang
ada pada oganisaai.
2. Saya
merasa bangga apabila berkata pada orang lain bahwa saya menjadi bagian dari
organisasi.
3. Saya
hanya dapat bekerja dengan baik di organisasi yang lain asalkan tipe
pekerjaannya sama dengan tipe pekerjaan yang ada di organisasi ini
4. Organisasi
ini benar-benar memberikan inspirasi yang terbaik bagi diri saya dalam mencapai
prestasi kerja.
Note : from “ The
measurementof Organizational Commitment” by RT. Mowday, RM. Steers, and LW.
Porter, 1979, Jornal of Vocational behavior.
Item-item tersebut berhubungan
dengan tiga aspek komitmen, yaitu :
§
Penerimaan terhadap tujuan organisasi
§
Keinginan untuk bekerja keras
§
Hasrat untuk
bertahan menjadi bagian dari organisasi.
Ketiga aspek tersebut berhubungan
erat satu sama lain, dan gabungan ketiganya merupakan indikator komitmen
(Spector:1998).
Berbeda
dengan skala tersebut, skala yang dikembangkan oleh Meyer, Allen & Smith dalam Spector
& Wiley (1993) mencakup 6 item :
Tabel 2.
Organizational
Commitment Scale dari Meyer et al
Affective Commitment :
1. Saya
akan senang sekali menghabiskan sisa karir saya di organisasi ini
2. Saya
benar-benar merasakan bahwa seakan-akan masalah di organisasi ini adalah
masalah saya.
Continuance
Commitment :
3. Sekarang
ini, tetap bertahan menjadi anggota organisasi adalah sebuah hal yang perlu,
sesuai dengan keinginan saya.
4. Sangat
berat bagi saya untuk meninggalkan organisasi ini.
Normative Commitment :
5. Saya
merasa tidak memiliki kewajiban untuk meninggalkan atasan saya saat ini.
6. Saya merasa tidak tepat untuk
meninggalkan organisasi saya saat ini, bahkan bila hal itu menguntungkan.
Note : From “ Commitment to
Organization and Occupation, Ekstension and Test of Three-Component
Conceptualization”, by JP. Meyer,
MJ.Alllen, and CA. Smith, 1993, Journal of Applied Psychology
Dampak Bila Komitmen Rendah.
Sebagai
sebuah sikap, komitmen karyawan memiliki
tingkatan yang berbeda-beda. Baik low levels of commitment maupun high
levels of commitment memberikan dampak yang berbeda terhadap individu
maupun organisasi.
Komitmen
yang rendah pada seorang karyawan akan berdampak kurang baik terhadap jenjang
karirnya. Dinyatakan oleh Kanter dalam Newstroom & Davis (1989)
bahwa manajer akan memilih karyawan yang bisa dipercaya, dan mengabaikan
karyawan yang kurang memiliki komitmen diri. Selanjutnya, Hacker dalam
Newstroom & Davis (1989) menambahkan bahwa tanpa menunjukkan komitmen yang
meyakinkan, maka promosi seorang karyawan ke jabatan yang lebih tinggi tidak
akan dilakukan.
Karyawan
yang terlibat kerusuhan di perusahaan, dalam hal tertentu mungkin kurang
memperhitungkan dampak negatif pada karir mereka (De George 1982). Karyawan
yang berbuat kerusuhan di perusahaaan menandakan bahwa loyalitasnya di ambang
batas (Ellistion, 1982). Dalam hal-hal tertentu, karyawan yang suka menentang
kebijakan perusahaan akan dipecat (Schein dalam Nestroom & Davis 1989).
Apabila
ditinjau dari segi organisasi, maka karyawan yang berkomitmen rendah akan
menyebabkan tingginya tingkat turn over (Koch :1978), tingginya
absensi, meningkatnya kelambanan kerja,
dan kurangnya intensitas untuk bertahan menjadi karyawan di organisasi tersebut
(Angle, 1981), rendahnya kuantitas kerja
(Steers : 1991), dan kurangnya loyalitas pada perusahaan (Schein 1968)
Bila
komitmen rendah pada karyawan sampai menimbulkan kerusuhan, maka reputasi
organisasi akan menurun, dan kehilangan kepercayaan dari para klien yang
berakibat lebih jauh pada turunnya pendapatan perusahaan (Near &
Jansen:1983).
Dampak Bila Komitmen Tinggi.
Apabila
ditinjau dari segi individu, komitmen yang tinggi dapat mendukung peningkatan
karir karyawan. Pendapat Whyte dalam Newstroom (1989),” Loyal-lah pada
perusahaan, maka perusahaan akan loyal kepada anda”. Pada umumnya organisasi
akan memberikan imbalan kepada para karyawan atas pengorbanan tenaga yang telah
diberikan (Biggart & Hamilton 1984).
Bila
ditinjau dari segi organisasi, karyawan yang komitmennya tinggi akan memberikan
sumbangan terhadap organisasi dalam hal stabilitas tenaga kerja (Steers 1977). Beberapa organisasi, misalnya
organisasi militer, memandang bahwa sikap untuk berkomitmen total bukan hanya
sebagai sesuatu yang diharapkan, akan tetapi lebih merupakan hal yang esensial
dalam menuju tujuan yang ingin dicapai (Hofer 1963 )
NB : bila anda berminat menelusur lebih lanjut referensi
dari tulisan ini silakan hubungi penulis, atau bisa anda telusur sendiri
melalui jurnal internasional
Terimakasih, izinkan tulisan anda saya gunakan untuk melengkapi skripsi saya. Jika boleh mohon informasi referensi yang anda gunakan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbolehkan saya minta refernsi mowdays at al dalam Spector dan Wiley (1998)?
BalasHapussalam kenal pak, boleh saya minta email bapak? saya ingin banyak bertanya dan berdiskusi tentang komitmen organisasi.. email saya steve4gpp@gmail.com
BalasHapusizin untuk melengkapi skripsi pak ? apakah diperbolehkan ?
BalasHapusmalam pak.. boleh saya minta refrensi jurnal nya? untuk melengkap kan skripsi saya
BalasHapus