Bersyukur bisa hadir dalam ibadaha jumat, bukan skedar menggugurkan
kewajiban, tetapi seharusnya minimal bisa untuk mempertahankan iman, syukur
bila kiata bisa meningkatkan keimanan. Kita tahu bersama bahwa takwa merupakan
satu-satunya ukuran yg digunakan oleh Allah untuk menilai hambanya, inna akromakum
indallahi at qookum, sesungguhnya yg paling mulia diantara kamu
sekalian di hadapan Allah adalah yg paling bertakwa. Oleh karena itu wasiat
tertinggi pada setiap khutbah jumat adalah wasiat takwa, baik ditujukan utk
khotibnya sendiri maupun jamaah jumat. Tentu sajadari satu jumat ke jumat yg
lain kita harus meningkatkan kualitas ibadah jumat kita. Minimal kalau pada
jumat-jumat yg lalu kita masih sering terlambat karena baru hadir ketika khotib
sudah berada di atas mimbar, maka hari ini dan jumat-jumat yg akan datang kita
berupaya untuk sudah hadir sebelum khotib naik mimbar.
Untuk menjadi hamba Allah yg bertakwa bukanlah suatu
pekerjaan yg mudah, karena mungkin saja tanpa kita sadari kita melakukan kebohonagan
terhadap iman kita sendiri. Sebab Allah dlm surat Al baqoroh : 8-9, menyatakan
8. Di antara manusia ada
yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,"
pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Oki marilah kita evalluasi diri, introspeksi, muhasabah,
sejauh mana iman kita ini apakah sudah diakui oleh Allah. Kalu kita ingin agar
iman kita diakui oleh Allah, maka tentu saja Allah akan menguji kita apakh iman
kita itu sungguh-sungguh atau hanya dusta. Karena setiap kenaikan iman pasti
ada ujian, sbgm Al Ankabut : 2
|
Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telahberiman
", sedang mereka tidak diuji
3. Dan Sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang
yang dusta.
Mari
kita renungkan juga rentetan surat Al-Anfal : 2-4, disitu Allah menyebutkan
secara garis besar tanda-tanda keimanan yg benar, tanda-tanda keimanan yg
diakui oleh Allah SWT. Dengat ayat itu insya allah kita bisa menilai diri kita
sendiri, apakah iman kita sudah benar sebagaimana yg diyatakan oleh Allah
2. Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
3.
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari
rezki yang Kami berikan kepada mereka.
4.
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat)
yang mulia.
Dari ayat tersbut ada 5 tanda-tanda
iman y benar. Iman yg diakui oleh Allah. Dari ke-5 tanda tadi, 3 tandal yg
pertama adalah merupakan tanda internal/
batiniah, sedangkan 2 tanda berikutnya adalh tanda-tanda yg bisa dilihat oleh
orang-orang di sekitar kita.
3 hal yg pertama yg merupakan
mekanisme hati :
- Idza dzukirollaaha wajilatquluubuhum , apabila disebut asma Allah gemetar hatinya. Bagi orang beriman, Allahlah yg menguassai hatinya. Jangankan diperintah, jangankan diancam, jangankan diberi sanksi; begitu disebut asmanya saja hati orang yg beriman itua sudah bergetar. Mari kita uji hati kita, apakah hati kita sudah terbiasa untuk dzikrullah, selalu ingat kepada Allah. Alladzina yadzkurunalllaha qiyamaw wa qu’udaw wa ala junubihim. Yaitu orang yg senantiasa ingat pada Allah ketika berdiri, duduk dan berbaring. Mari kita evaluasi hati kita, sudahkah hati kita selalu tersambuung dengan Allah, sehingga dimana saja, kapan saja, dalam situasi apasaja kita selalu ingat pada Allah. Jangankan di pasar, jangankan di kampus, jangankan saat kita sedang berbuat maksiat, di saat kita sedang beribadah saja kadang kiata tidak merasa sedang menhadap Allah. Bisa jadi ketika saya berkhotbah belum tentu ingat pada Allah, tidak merasa diawasi oleh Allah. Dan bisa jadi ketika duduk mendengarkan khotbah jumat tidak merasa diawasi oleh Allah, sehingga disengaja atau tidak adakala sebagain kita malah tidur . hadirin yg berbahagia, mari kita tingkatkan makrifatullah, pemahaman dan pengenalan kita pada Allah, jangan seperti orang jaman jahiliyah yang hanya percaya pada Allah, tetapi mereka tidak menaruh kepercayaan kepada Allah. Mari kita selalu berusaha untuk melibatkan Allah dalam setiap aktvitas kita. Ketika sedang nonton TV terdengar adzan, marilah kita ikuti panggilan Allah untuk sholat berjamaah. Kita patuh dan tunduk bahwa Allah Maha Besar, kita tinggalkan urusan yg ke-2.
- Waidza tuliyat alaihim ayatuhu zaadathum iimana , apabila dibacakan ayat-ayatNya semakin bertambahlah iman nya, Iman itu ada dinamikanya. Al imanu yazidu wayan kus, iman itu kadang naik, kadang turun. Iman itu cinta, dan cinta itu harus dibuktikan dengan memperhatikan ayat-ayat Allah baik ayat yg tertulis maupun ayat-ayat yang tercipta. QS. Fuslilat : 53
53. Kami akan memperlihatkan
kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri
mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar.
Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? QS. Fuslilat : 53
Orang yg beriman selalu bisa mengkaitkan antara
realita eksakta, realita social dan realita risalah sebagai sarana untuk
meningkatkan keimanan kita pada Allah, sehingga orang yg beriman/ ilmuwan yang berinteraksi dengan alam akan samapailah
dia pada kesimpulan “ Robbana ma kholaqta hadza baatila, subhaanaka
fa qinaa adza bannaar, ya Tuhan kami, tidaklah semua ini Kau ciptaka dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau, dan jauhkan lah kami dari azab neraka. Kita paham
bahwa yg ada di alam, yanag ada dalam kehidupan juga termasuk ayat-ayat Allah.
- Wa ‘ala robbihim yatawakkalun, dan hanya kepada Tuhannyalah mereka bertawakkal. Artinya orang beriman bukan hanya sekedar percaya pada Allah, tetapi menaruh kepercayaan kepada Allah, bersandar pada Allah. Kalau keimanan sekedar percaya, maka orang-orang jahiliyahpun mereka juga percaya apada Allah. ( QS …..?) Kalau mereka ditanya siapa yg menciptakan langit dan bumi? Mereka menjawab : Allah.
Hadirin yg saya hormati, kalau kita sekedar percaya
bahwa Allah itu Maha Kuasa, Maha pengasih dan penyayang, dst, maka sesungguhnya iblis jauh lebih percaya
daripada kita. Iblis pernah berdialog langsung dengan Allah, iblis pernah
menyatakan secara terang-terangan membangkang pada perintah Allah. Lalu
bagaimanakah dengan keimanan kita?
Seharusnya iman bukan bukan hanya percaya pada Allah,
tetapi menaruh kepercayaan(bersandar) kepada Allah, sehingga kita selalu
bermohon Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin
, hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan.
Dengan begitu kita menjadi siap untuk ihdinash shirotol mustakim,
shirotolladziina an amta alaihim, yaitu jalannya para nabi, dan orang-orang
solih.
- Wayuqimuunas sholat, menegakkan sholat. Tanda orang beriman adalah samapai pada tahapan Asholatu mi’rojul mukminin. Sholat adalah audiensinya orang beriman kepada Allah. Maka bagi orang beriman, sholat bukalah dirasaka sebagai kewajiban yg membebani, tetapi sholat adalah kerinduan utk bertemu Allah. Tidak cukup puas dengan sholat fardhu yg kolektif, tapi masih ditambah lagi dengan berkholwat pada Allah melalui solat malam maupun sholat dhuha. Solat berjmaah adalah wajib hukumnya
- Wamimma rozaqnahum yun fiquun. menafkahkan sebagian dari rezki
Sumber : ustadz Didik Purwodarsono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar