Allah yang Maha Bijaksana telah mendesain
kehidupan manusia dengan sempurna. Ketika Allah menciptakan manusia untuk
menjalankan fungsi utamanya sebagai khalifah di bumi, maka Allah melengkapinya
dengan panduan/ pedoman hidup agar manusia tidak tersesat. Pedoman hidup itulah
yang akan membawa manusia pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Itulah Al-Qur’an,
yang 14 abad silam diturunkan kepada Rosullullah SAW. Kitab yang menyempurnakan
kitab-kitab suci sebelumnya. Satu-satunya kitab samawi yang kemurniannya terjaga sepanjang masa, karena
Allah sendiri yang menjaganya.
Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan bagian
dari rukun iman, oleh karena itu sebagai umat Muhammad SAW kita wajib mengimani
Al-Qur’an. Hal ini berarti kita rela dengan sepenuh hati untuk memenuhi
tuntutan keimanan pada kitab Al-Qur’an.
Apa sajakah tuntutan keimanan pada Al-Qur’an itu?
1.
Meyakini kebenarannya secara menyeluruh
”Kitab (Al Quran) ini
tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” Al Baqarah
: 2
2.
Membacanya dengan tartil.
”.... atau lebih dari seperdua
itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan” (Al-Muzzammil : 4)
Sebagai muslim hendaklah kita rutin meluangkan waktu untuk membaca
Al-Qur’an, satu juz tiap hari misalnya. Bukankah tidak ada kitab / buku apapun
di dunia ini yang dijanjikan akan mendapatkan pahala tiap hurufnya bila dibaca
kecuali Al-Qur’an?. Kita bisa mengalokasikan waktu dalam sepekan untuk kajian
tafsir Al-Qur’an, murojaah tahfidz Al-Qur’an, atau mengikuti kajian lain yang
menguatkan pemahaman kita terhadap Al-Qur’an.
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan
shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi, (QS. Al-Fathir :29)
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shaad : 29)
3.
Mentadabburinya.
”Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (Muhammad : 24)
4.
Mentarbiyah diri
dengan Al-Qur’an.
Mendidik diri sendiri dalam segala hal dengan
berlandaskan Al-Qur’an. Sepintas konsep ini memang luas maknanya. Setidaknya
dalam kehidupan sehari-hari akhlak dalam perilaku kita dapat mencerminkan
nilai-nilai keutamaan yang terkandung dalam Al-Qur’an. Ini karena akhlak adalah
hasil dari proses tarbiyah. Sebagaimana ketika Aisyah ditanya tentang
bagaimanakah akhlak Rosullullah itu? Akhlak Rosullullah itu adalah Al-Qur’an.
5.
Menerima dan tunduk
dengan hukum-hukum dalam Al-Qur’an
Tabiat hawa nafsu adalah menolak kabaikan dan
kebenaran. Maka para pecinta Al-Qur’an akan senantiasa mengelola hawa nafsunya
agar tunduk dan patuh pada hukum-hukum dalam Al-Qur’an.
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan
yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang
nyata. (QS. Al-Ahzab : 36)
6.
Mengamalkannya
”Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min
yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yg besar” (Al-Isra:9 )
7.
Menyeru / Mendakwahkan pada orang lain agar tunduk pada Al-Qur’an
Menyeru ataupun mengajak orang lain untuk tunduk
pada Al-Qur’an bisa dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kekuatan kita.
Dengan lisan, tangan (kekuasaan/jabatan), tulisan d media massa, maupun dengan perilaku
(akhlak)
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl :125)
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara
yang hak dengan yang bathil.
8.
Menegakkan Al-Qur’an
di muka bumi
Ini merupakan sasaran akhir dari makrifatul
Qur’an. Kita sadar bahwa hal ini tidak mudah, karena menegakkan Al-Qur’an di
muka bumi membutuhkan energi besar dan komitmen yang kuat di kalangan umat
muslim sendiri. Musuh-musuh Islam pengusung ajaran Nasrani dan Yahudi tidak
akan rela dengan cita-cita mulia ini. Namun paling tidak, bila setiap muslim
berusaha sungguh-sungguh untuk mengamalkan ajaran Al-Qur’an, maka ini sudah
merupakan pertahanan internal yang kokoh untuk membumikan Al-Qur’an, menguatkan
identitas muslim yang cinta dengan kitab sucinya, dan menjadi pembeda dengan
umat-umat lain di zaman akhir ini.
9.
Menghafalkannya
” Sesungguhnya Kami-lah
yg menurunkan Al-Qur’an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya ” (Al-Hijr : 9)
Urgensi Menghafal Al-Qur’an :
- Menjaga kemutawatiran Al-Qur’an
- Meningkatkan kualitas umat
- Menjaga terlaksananya sunnah-sunnah Rosullulla
- Menjauhkan mukmin dari sifat laghwu (tidak ada nilainya di sisi Allah)
- Melestarikan budaya salafus sholih
- Bila disertai dengan amal solih dan keikhlasan, merupakan kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat
- Mendapat anugerah dari Allah berupa ingatan yg tajam dan pemikiran yg cemerlang
- Merupakan bahtera ilmu
- Memilik identitas, perilaku, dan akhlak yg baik
- Dapat berbicara fasih dan ucapannya benar
Faedah Menghafal Qur’an:
- Mampu menguasai banyak arti kosa kata bahasa Arab
- Dapat hafal kata-kata bijak dlm Al-Qur’an
- Dapat menikmati sastra Al-Qur’an
- Dapat dengan cepat menghadirkan ayat-ayat hukum untuk menjawab persoalan
- Akan terbiasa menyimpan memori di dalam otaknya
- Memuliakan derajat orangtua kita di akhirat
Sumber : Ustadz Muthamimul Ula, Masjid
Nurul Ashri, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar