Himbauan umum pada kita semua dalam QS. At Tahrim (66) : 6 - " kuu anfusakum wa ahliikum naaro....dst", yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
Kita ingat pula pesan Rosullullah SAW, "Kuluu mauludin yuuladu alal fitroh, fa abawahu .........dst ". Bahwa setiap anak itu terlahir dalam kondisi fitrah (Islam), ortunyalah yang kemudian berperan apakah akan menjadikan anak itu sebagai nasrani, yahudi, atau majusi.
Secara umum ada 4 pandangan Al-Qur'an terhadap anak
- Sebagai QURROTA A’YUN (penyenang hati)
- QS. Al-Furqon (25) : 74 Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (qurrota a'yun), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".
2. Sebagai HAYATID DUN- YA (perhiasan dunia)
§ QS.Ali Imran (3) : 14. "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[*] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)".
[*] Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.
§ QS. Al Kahfi (18) : 46 "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan".
3. Sebagai FITNAH (cobaan)
QS At Taghobun (64) :15 "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu
hanyalah cobaan (bagimu), dan sisi Allah-lah pahala yang besar".
4. Sebagai ADUWWUN ( musuh)
§ QS At Taghobun (64) :14
"Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[*] Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
[*] Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau Ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar